(0362) 21985
organisasisetda@bulelengkab.go.id
Bagian Organisasi

TURN BACK HOAX

Admin organisasisetda | 15 Mei 2018 | 2022 kali

Saat ini, saya merasa bahwa sudah banyak sekali berita hoax yang dibagikan melalui media sosial. Bahkan sepertinya akan lebih mudah untuk mendapatkan berita hoax daripada berita yang merupakan fakta. Berita hoax menjadi lebih menarik untuk dibaca karena sifatnya yang kontroversial. Namun, fakta yang terkandung dalam berita hoax adalah fakta yang dibuat-buat.

Maraknya peredaran hoax di media sosial sangat saya rasakan saat kondisi Pilkada 2017 semakin memanas. Tidak main-main, Hoax yang beredar tersebut merupakan berita bohong ataupun fitnah yang tujuannya saling menjatuhkan satu sama lain dan terus terjadi hingga menjadi perdebatan yang tidak ada akhirnya. Pandangan masyarakat pun dibuat kabur dalam menilai mana yang benar dan mana yang salah.

Kekuatan berita hoax sebenarnya tergantung dari pembacanya itu sendiri. Terkadang seseorang membagikan berita hoax karena melihat judulnya yang kontroversial tanpa membaca isinya terlebih dahulu. Akhirnya, berita hoax tersebut berhasil menjadi trending topic karena dibahas di berbagai daerah meskipun kebenarannya masih diragukan. Oleh karena itu perlu ketahanan informasi dari setiap individu dalam menerima berita-berita yang beredar di media sosial.

Saya melihat bahwa pemerintah telah melakukan pergerakan dalam menanggapi permasalahan berita hoax ini. Penegakan hukum telah dilakukan dengan mengamankan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan berita hoax tersebut karena telah melanggar UU ITE. Namun, itu saja rasanya tidak cukup, karena untuk meminimalisir hoax, diperlukan kesadaran dari warganet itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kominfo telah mencanangkan gerakan anti-hoax di media sosial.

Sebenarnya melawan hoax bisa dengan mudah dengan cara dimulai dari gerakan tiap individu dalam mengakses berita di media.

Pertama, hal yang harus diperhatikan agar kita tidak termakan oleh berita hoax adalah hati-hati dengan judul provokatif. Jika menemukan judul yang dinilai provokatif, cobalah untuk mencari sumber referensi dari media lainnya sebagai pembanding.

Kedua adalah dengan mencermati alamat situs. Akan lebih baik jika berita yang kita akses adalah dari website atau sumber yang resmi ataupun tidak diragukan lagi validitasnya.

Ketiga adalah memeriksa fakta yang terkandung dalam berita. Budayakan cek, ricek, dan kroscek dalam mencerna informasi agar terhindar dari penyesatan informasi.

Keempat yaitu cek keaslian foto. Tidak jarang hoax disebarkan dengan memuat foto-foto yang direkayasa sehingga menambah keyakinan pembaca dalam mempercayai berita tersebut.

Kelima adalah ikut serta dalam grup diskusi anti-hoax. Grup ini bermanfaat untuk saling berbagi mengenai berita hoax yang tersebar, serta saling berbagi pengetahuan tentang media yang menyebarkan berita hoax.

Keenam adalah kita dapat melaporkan berita hoax melalui sarana yang tersedia di masing-masing media atau dapat mengadukan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.